Jika kamu termasuk orang yang suka film bertemakan perang, maka Guy Ritchie’s “The Covenant” adalah pilihan yang tepat untuk disaksikan. Tak hanya menampilkan serangkaian aktor dan aktris ciamik, film berdurasi 2 jam 5 menit ini juga menawarkan sisi lain dari perang Afghanistan yang mungkin tak banyak diketahui oleh banyak orang.
Gaya fast-paced Guy Ritchie yang kerap hadir di film-film besutan sutradara kelahiran Hatfield, Hertfordshire, UK ini juga bisa kamu nikmati di dalam film “The Covenant”. Seperti apa?
Life for a Life
John Kinley (Jake Gyllenhaal, “Nightcrawler“) adalah seorang Sersan untuk pasukan US Army yang diberi tugas untuk melacak dan menemukan pabrik pembuatan bom bunuh diri milik Taliban. Tentu saja usahanya tersebut tidak mudah, dan tak jarang ia kerap mendapati petunjuk-petunjuk yang kurang menghasilkan.
Hal ini berubah setelah ia bertemu dengan Ahmed (Dar Salim, “Game of Thrones“), seorang penerjemah berkebangsaan Afghan yang memiliki kepribadian unik. Berbeda dari penerjemah-penerjemah lainnya, Ahmed yang berperawakan tinggi besar tak hanya mampu mendampingi pasukan Kinley dengan baik, tapi juga mampu mendeteksi hal-hal yang bisa jadi kerap diabaikan oleh pasukan Amerika.
Berkat Ahmed pula, Kinley bisa bertahan hidup dan keluar dari salah satu serangan ambush paling mematikan. Namun kini Ahmed harus tiarap dan menyembunyikan dirinya dari pasukan Taliban, karena mereka tak suka Ahmed menyelamatkan Kinley dari cengkraman mereka. Kinley yang merasa berhutang budi, berusaha untuk mencari Ahmed serta keluarganya, dan mengeluarkan mereka dari Afghanistan ke Amerika. Berhasilkah ia?
Beautiful Bond
Sebagai penyuka film-film Guy Ritchie, “The Covenant” berhasil menampilkan ciri khas filmmaker yang terkenal akan pacenya yang cepat dan mendebarkan. Namun yang menarik adalah, ada banyak shot-shot di film ini yang tak hanya indah, tapi juga sukses menyampaikan emosi dari masing-masing karakter dan adegan yang ditampilkan.
Jake Gyllenhaal tak asing dalam membintangi film-film bertemakan perang, namun di “The Covenant” ia tampil matang dan natural. Penonton bisa dengan mudah merasakan emosi yang coba ia sampaikan hanya dengan melihat sorot matanya saja. Belum lagi ikatan kuat antara tokoh Kinley dan Ahmed yang -meski tak banyak berbicara, tapi bisa dirasakan progressnya dari awal mereka bertemu, hingga akhir kisah.
“The Covenant” juga unggul dari segi teknis, terutama di audio. Penonton bisa mendengar desingan peluru, hiliran air, maupun hembusan angin dengan sempurna. Cinematographer Ed Wild (“Rocketman“) benar-benar memanjakan indra penglihatan kita dengan shot demi shot yang indah dan elegan.
Saksikan Guy Ritchie’s “The Covenant” mulai hari Rabu, 19 April 2023 di Indonesia!
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com
