Diangkat dari buku berjudul sama karya Jodi Kantor dan Megan Twohey, She Said mengisahkan secara detail apa yang sebenarnya terjadi dibalik newsroom The New York Times saat mereka menginvestigasi kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh co-founder Miramax, Harvey Weinstein. Artikel exposé yang mereka berdua tulis di tahun 2007 ini bahkan menjadi tonggak gerakan #MeToo yang mendunia dan memenangkan penghargaan Pulitzer untuk keduanya.
Penulis naskah Rebecca Lenkiewicz (Colette) dan sutradara Maria Schrader (I’m Your Man) membuat She Said dengan gaya tutur ala Spotlight, film peraih Oscar tentang pengungkapan konspirasi kekerasan seksual yang terjadi di gereja katolik. Namun, sesuai dengan judulnya, She Said lebih menitikberatkan pada cerita dan kisah hidup para wanita yang merupakan korban-korban Harvey Weinstein, dan bagaimana mereka menjatuhkan pria hidung belang tersebut. Seperti apa?
Voice of The Victims
Dibintangi oleh Carey Mulligan (Promising Young Woman) sebagai Megan Twohey, dan Zoe Kazan (The Big Sick) sebagai Jodi Kantor, kisah She Said dibuka dengan terkuaknya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Donald Trump yang diungkap oleh Megan Twohey. Tak lama setelah kasus tersebut, Twohey kemudian membantu Jodi Kantor dalam penyelidikan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Harvey Weinstein.
Perlahan tapi pasti, bebagai bukti dan kesaksian terkuak dan menegaskan bahwa pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Weinstein tidak hanya terjadi dalam 10 tahun terakhir, tapi juga dimulai jauh sejak tahun 80’an. Sayangnya, meski banyak korban yang bersaksi dan menceritakan kisah-kisah mengerikan, tak satupun dari mereka bersedia untuk dicantumkan nama dan kisahnya di dalam artikel. Hal ini karena kebanyakan dari mereka telah menerima uang tutup mulut dan menandatangani surat perjanjian diam dari Weinstein.
Dalam jajaran nama-nama korban, tersebut ada Rose McGowan, Ashley Judd, dan Gwyneth Paltrow. Namun kesaksian saja tidak cukup, mereka harus mau nama dan kejadian yang menimpa mereka dibeberkan di media. Pihak Weinstein juga terus menekan The New York Post untuk tidak menayangkan artikel tersebut. Lalu, siapakah yang akhirnya bersedia mengungkapkan kisah mereka dalam artikel Twohey dan Kantor?
Teror Mengerikan
Menonton film ini setelah hampir lima tahun berlalu gerakan #MeToo dan terkuaknya kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Harvey Weinstein mengingatkan kita akan mengerikannya teror yang dirasakan oleh puluhan hingga ratusan wanita-wanita yang menjadi korban Harvey Weinstein. Meski tidak digambarkan secara eksplisit, rekaman suara Weinstein yang menindas dan menekan wanita-wanita tersebut sudah cukup membuat bulu kuduk penonton berdiri. Tak terbayang betapa horor dan hancurnya hati mereka saat harus mengalami tindasan dan kekerasan seksual dalam ancaman seperti itu.
Meski tidak sedetail All the Presidents Men yang mengisahkan kasus Watergate, atau semendebarkan Spotlight, She Said tetap berhasil menyampaikan teror tersebut kepada penonton. Mengingatkan kembali kita semua akan gebrakan gerakan #MeToo yang menyebabkan banyak perusahaan mulai menganggap serius kasus-kasus pelecehan seksual di tempat kerja. Beberapa perusahaan besar, bahkan sudah mulai menerapkan kebijakan-kebijakan khusus untuk menjaga agar kasus-kasus mengerikan tersebut tidak terjadi lagi.
Jika kamu suka akan film semi dokumenter yang menjelaskan secara gamblang apa yang sebenarnya terjadi dengan kasus pemerkosaan Harvey Weinstein, jangan lupa untuk saksikan film She Said di bioskop-bioskop di Indonesia mulai 25 November 2022.
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com
